Sabtu, 28 September 2013

nama-nama cendekiawan muslim didunia

Informasi Halaman :
Author : Alip Hadi Mujiono, Staf Pengajar TIK di SMP NU 02 Dukuhturi Kabupaten Tegal.
Judul Artikel : nama-nama cendekiawan muslim didunia
URL : https://kamisiapmembantumu.blogspot.com/2013/09/di-awal-era-pertumbuhan-islam-dunia.html
Bila berniat mencopy-paste artikel ini, mohon sertakan link sumbernya. ...Selamat membaca.!

Di awal era pertumbuhan Islam, Dunia
Pengetahuan mengalami zaman  keemasan dengan bermunculannya ilmuwan -
ilmuwan muslim yang sampai  sekarang penemuannya masih digunakan dan
menjadi rujukan sebagai dasar  dari perkembangan pengetahuan modern,
tapi mungkin karena kurangnya  publisitas dan banyaknya peristiwa
sejarah yang menjadikan nama - nama  mereka kurang dikenal bahkan di
kalangan para umat muslim itu sendiri,  berikut 10 ilmuwan muslim yang
sangat berjasa bagi dunia pengetahuan

1. IBNU RUSHD (AVERROES)





Abu
  Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 
Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim 
terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang
  mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti
  kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami 
filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.

Ibnu Rusyd adalah
seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan  pengetahuan
ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk  mengabdi
sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu  Rusyd
dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat 
Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, 
termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi 
Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah 
hukum.Pemikiran Ibnu Rusyd

Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang
 filsafat, kedokteran dan fikih  dalam bentuk karangan, ulasan, essai
dan resume. Hampir semua  karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin dan Ibrani  (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya
 aslinya sudah tidak ada.

Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu
filsafat Ibnu Rusyd seperti yang  dipahami oleh orang Eropa pada abad
pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd  tentang akidah dan sikap
keberagamaannya.

Karya :
·Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih)
·Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran)
·Fasl
 Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (filsafat dalam  Islam
dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat)


2. IBNU SINA / Avicenna






Ibnu
 Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah 
seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang 
sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang 
produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan 
pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” 
dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan 
dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat 
terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang 
kedokteran selama berabad-abad.

Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad pertengahan , memainkan peranan penting pada Pembangunan kembali Eropa.

Dia
 adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. 
Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap
  oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton 
menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu 
yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya
  yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of 
Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi
  At Tibb).

Kehidupannya dikenal lewat sumber - sumber berkuasa.
Suatu autobiografi  membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan
sisanya  didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga
sekretarisnya dan  temannya.

Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) /
 980 (M) di rumah ibunya Afshana,  sebuah kota kecil sekarang wilayah
Uzbekistan (bagian dari Persia).  Ayahnya, seorang sarjana terhormat
Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan,  dan pada saat kelahiran putranya
dia adalah gubernur suatu daerah di  salah satu pemukiman Nuh ibn
Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (dan  juga Persia). Dia
menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.

Meskipun
secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili,  pemikiran
Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan  luar biasa,
 yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14  tahun.

Ibn
 Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya 
segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia 
menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang
 luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran
 pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang 
pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar
 yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian 
dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.

Meskipun
bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada  beberapa
tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun  berikutnya,
dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak  rintangan.
pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan  meninggalkan
buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid,  dan terus
sholat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan - kesulitannya.  Pada
larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi 
perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam 
mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh
  kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata
 -  katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal,
sampai  suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh
 Farabi,  yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang
sangat  mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat
dengan  bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk
 berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang 
miskin.

Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya
belajar teori  kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit,
melalui  perhitungannya sendiri, menemukan metode - metode baru dari
perawatan.  Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan
pada usia 18  tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah ilmu yang
sulit ataupun  menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika,
sehingga saya cepat  memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang
sangat baik dan mulai  merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang
 sesuai.” Kemasyuran  sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia
 merawat banyak pasien  tanpa meminta bayaran.

3. AL-BIRUNI






Merupakan
 matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis 
ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang
  banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan.Abu
 Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazm di Asia Tengah yang pada masa
 itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan 
pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.Abu Raihan Al-Biruni merupakan
 teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn 
Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di 
universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas 
Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara ke India 
dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau dalam ketenteraannya di 
sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan menulis buku 
mengenainya. Dia juga mengetahui bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan 
bahasa Berber. Dia menulis bukunya dalam bahasa Persia (bahasa ibunya) 
dan bahasa Arab.Sebahagian karyanya ialah:· Ketika berusia 17 tahun, dia
  meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan menggunakan
altitude  maksima matahari. · Ketika berusia 22, dia menulis beberapa
hasil kerja  ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi", yang
termasuk  metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang
datar. ·

Ketika berusia 27, dia telah menulis buku berjudul
"Kronologi" yang  merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh
beliau (sekarang  tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab,
sebuah buku tentang  sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang,
dan 2 buku tentang  sejarah. ·

Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16)
Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buah buku.
Sumbangannya kepada matematika termasuk:


  • aritmatika teoritis and praktis

  • penjumlahan seri

  • analisis kombinatorial

  • kaidah angka 3

  • bilangan irasional

  • teori perbandingan

  • definisi aljabar

  • metode pemecahan penjumlahan aljabar

  • geometri

  • teorema Archimedes

  • sudut segitiga




4. Al-Khawarizmi


Nama
  Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain
 itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff.
  Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, 
al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan
 lagi. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman 
kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 
dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal 
pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di 
Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M
  di Baghdad.

Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa
al-Khawarizmi adalah seorang  tokoh Islam yang berpengetahuan luas.
Pengetahuan dan keahliannya bukan  hanya dalam bidang syariat tapi di
dalam bidang falsafah, logika,  aritmatika, geometri, musik, ilmu
hitung, sejarah Islam dan kimia.

Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa

Beliau
 telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan 
trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah 
pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad. 
Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika
 dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan
  khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara
  perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang 
penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah 
seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak
  lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan
  menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih 
digunakan sampai sekarang.

PERANAN DAN SUMBANGAN AL-KHAWARIZMI

Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya ialah :


  1. Al-Jabr wa’l Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.

  2. Hisab
     al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan  contoh-contoh
    persoalan matematika dan mengemukakan 800 buah masalah  yang sebagian
    besar merupakan persoalan yang dikemukakan oleh Neo.  Babylian dalam
    bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh  al-Khawarizmi.

  3. Sistem
     Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia  penting dalam
    sistem Nomor pada zaman sekarang. Karyanya yang satu ini  memuat Cos,
    Sin dan Tan dalam penyelesaian persamaan trigonometri ,  teorema
    segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga, segi empat dan 
    lingkaran dalam geometri.



Banyak
 lagi konsep dalam matematika yang telah diperkenalkan  al-khawarizmi .
Bidang astronomi juga membuat al-Khawarizmi terkenal.  Astronomi dapat
diartikan sebagai ilmu falaq [pengetahuan tentang  bintang-bintang yang
melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan,  dan pemikiran serta
tafsiran yang berkaitan dengan bintang].

Pribadi al-Khawarizmi

Kepribadian
 al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia  Barat. Ini
dapat dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan  bahwa“pencapaian-pencapaian
 yang tertinggi telah diperoleh oleh  orang-orang Timur….” Dalam hal ini
 Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann  berkata…." al-Khawarizmi mempunyai
 kepribadian yang teguh dan seorang  yang mengabdikan hidupnya untuk
dunia sains".

Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang
diperkenalkan oleh  al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika
 dan lain-lain.  Geometri merupakan cabang kedua dalam matematika. Isi
kandungan yang  diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul
geometri dan  rujukan utamanya ialah Kitab al-Ustugusat[The Elements]
hasil karya  Euklid : geometri dari segi bahasa berasal daripada
perkataan yunani  iaitu ‘geo’ yang berarti bumi dan ‘metri’ berarti
pengukuran. Dari segi  ilmu, geometri adalah ilmu yang mengkaji hal yang
 berhubungan dengan  magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri ini
dipelajari sejak zaman  firaun [2000SM]. Kemudian Thales Miletus
memperkenalkan geometri Mesir  kepada Yunani sebagai satu sains dalam
kurun abad ke 6 SM. Seterusnya  sarjana Islam telah menyempurnakan
kaidah pendidikan sains ini terutama  pada abad ke9M.

Algebra/aljabar
 merupakan nadi matematika. Karya Al-Khawarizmi telah  diterjemahkan
oleh Gerhard of Gremano dan Robert of Chaster ke dalam  bahasa Eropa
pada abad ke-12. sebelum munculnya karya yang berjudul  ‘Hisab al-Jibra
wa al Muqabalah yang ditulis oleh al-Khawarizmi pada  tahun 820M.
Sebelum ini tak ada istilah aljabar.

5. Jabir Ibnu Hayyan / Ibnu Geber

Lahir
  di kota peradaban Islam klasik, Kuffah (Irak), ilmuwan Muslim ini
lebih  dikenal dengan nama Ibnu Hayyan. Sementara di Barat ia dikenal
dengan  nama Ibnu Geber. Ayahnya, seorang penjual obat, meninggal
sebagai  'syuhada' demi penyebaran ajaran Syi'ah. Jabir kecil menerima 
pendidikannya dari raja bani Umayyah, Khalid Ibnu Yazid Ibnu Muawiyah, 
dan imam terkenal, Jakfar Sadiq. Ia juga pernah berguru pada Barmaki 
Vizier pada masa kekhalifahan Abbasiyah pimpinan Harun Al Rasyid.
Ditemukannya
 kimia oleh Jabir ini membuktikan, bahwa ulama di masa lalu  tidak
melulu lihai dalam ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus juga menguasai 
ilmu-ilmu umum. "Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika, 
bangsa Arab memberikan sumbangannya yang terbesar di bidang kimia," 
tulis sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam History of The Arabs. 
Berkat penemuannya ini pula, Jabir dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern.
Dalam
 karirnya, ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di 
Damaskus. Pada masamasa inilah, ia banyak mendapatkan pengalaman dan 
pengetahuan baru di sekitar kimia. Berbekal pengalaman dan 
pengetahuannya itu, sempat beberapa kali ia mengadakan penelitian soal 
kimia. Namun, penyelidikan secara serius baru ia lakukan setelah umurnya
  menginjak dewasa.
Dalam penelitiannya itu, Jabir mendasari
eksperimennya secara  kuantitatif dan instrumen yang dibuatnya sendiri,
menggunakan bahan  berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. Jabir
mempunyai kebiasaan yang  cukup konstruktif mengakhiri uraiannya pada
setiap eksperimen. Antara  lain dengan penjelasan : “Saya pertamakali
mengetahuinya dengan melalui  tangan dan otak saya dan saya menelitinya
hingga sebenar mungkin dan  saya mencari kesalahan yang mungkin masih
terpendam “.
Dari Damaskus ia kembali ke kota kelahirannya, Kuffah.
Setelah 200 tahun  kewafatannya, ketika penggalian tanah dilakukan untuk
 pembuatan jalan,  laboratoriumnya yang telah punah, ditemukan. Di
dalamnya didapati  peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona,
dan sebatang emas  yang cukup berat.

Teori Jabir

Pada
 perkembangan berikutnya, Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen  pemotong,
 peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar  sublimasi,
 penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur,  penyulingan,
pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan 
oksidasi-reduksi.
Semua ini telah ia siapkan tekniknya, praktis
hampir semua 'technique'  kimia modern. Ia membedakan antara penyulingan
 langsung yang memakai  bejana basah dan tak langsung yang memakai
bejana kering. Dialah yang  pertama mengklaim bahwa air hanya dapat
dimurnikan melalui proses  penyulingan.
Khusus menyangkut fungsi dua
ilmu dasar kimia, yakni kalsinasi dan  reduksi, Jabir menjelaskan, bahwa
 untuk mengembangkan kedua dasar ilmu  itu, pertama yang harus dilakukan
 adalah mendata kembali dengan  metoda-metoda yang lebih sempurna, yakni
 metoda penguapan, sublimasi,  destilasi, penglarutan, dan penghabluran.
Setelah
 itu, papar Jabir, memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles 
mengenai dasar logam, yang tetap tidak berubah sejak awal abad ke 18 M.
 Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih dahulu
melakukan  riset dan eksperimen. Metode inilah yang mengantarkannya
menjadi  ilmuwan besar Islam yang mewarnai renaissance dunia Barat.
Namun
 demikian, Jabir tetap saja seorang yang tawadlu' dan  berkepribadian
mengagumkan. "Dalam mempelajari kimia dan ilmu fisika  lainnya, Jabir
memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan  memperbaiki
ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan  gejala, dan
tekun mengumpulkan fakta. Berkat dirinya, bangsa Arab tidak  mengalami
kesulitan dalam menyusun hipotesa yang wajar," tulis Robert  Briffault.
Menurut
 Briffault, kimia, proses pertama penguraian logam yang dilakukan  oleh
para metalurg dan ahli permata Mesir, mengkombinasikan logam  dengan
berbagai campuran dan mewarnainya, sehingga mirip dengan proses 
pembuatan emas. Proses demikian, yang tadinya sangat dirahasiakan, dan 
menjadi monopoli perguruan tinggi, dan oleh para pendeta disamarkan ke 
dalam formula mistik biasa, di tangan Jabir bin Hayyan menjadi terbuka 
dan disebarluaskan melalui penyelidikan, dan diorganisasikan dengan 
bersemangat.
Terobosan Jabir lainnya dalam bidang kimia adalah
preparasi asam  sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan asam tartar.
Penekanan Jabir di  bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada
duanya di dunia. Inilah  sebabnya, mengapa Jabir diberi kehormatan
sebagai 'Bapak Ilmu Kimia  Modern' oleh sejawatnya di seluruh dunia.
Dalam tulisan Max Mayerhaff,  bahkan disebutkan, jika ingin mencari akar
 pengembangan ilmu kimia di  daratan Eropa, maka carilah langsung ke
karyakarya Jabir Ibnu Hayyan.

Puaskah Jabir? Tidak! Ia terus
mengembangkan keilmuannya sampai batas  tak tertentu. Dalam hal teori
keseimbangan misalnya, diakui para ilmuwan  modern sebagai terobosan
baru dalam prinsip dan praktik alkemi dari  masa sebelumnya. Sangat
spekulatif, di mana Jabir berusaha mengkaji  keseimbangan kimiawi yang
ada di dalam suatu interaksi zat-zat  berdasarkan sistem numerologi
(studi mengenai arti klenik dari sesuatu  dan pengaruhnya atas hidup
manusia) yang diterapkannya dalam kaitan  dengan alfabet 28 huruf Arab
untuk memperkirakan proporsi alamiah dari  produk sebagai hasil dari
reaktan yang bereaksi. Sistem ini niscaya  memiliki arti esoterik,
karena kemudian telah menjadi pendahulu  penulisan jalannya reaksi
kimia.
Jelas dengan ditemukannya proses pembuatan asam anorganik oleh
 Jabir  telah memberikan arti penting dalam sejarah kimia. Di antaranya
adalah  hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan
asam  sulferik. Pelbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu
eksperimen  kimia yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa
proses  industrial. Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah
satu  manuskripnya berjudul Sandaqal-Hikmah (Rongga Dada Kearifan) .

Seluruh
 karya Jabir Ibnu Hayyan lebih dari 500 studi kimia, tetapi hanya 
beberapa yang sampai pada zaman Renaissance. Korpus studi kimia Jabir 
mencakup penguraian metode dan peralatan dari pelbagai pengoperasian 
kimiawi dan fisikawi yang diketahui pada zamannya. Di antara bukunya 
yang terkenal adalah Al Hikmah Al Falsafiyah yang diterjemahkan ke dalam
  bahasa Latin berjudul SummaPerfecdonis.
Suatu pernyataan dari buku
ini mengenai reaksi kimia adalah: "Air raksa  (merkuri) dan belerang
(sulfur) bersatu membentuk satu produk tunggal,  tetapi adalah salah
menganggap bahwa produk ini sama sekali baru dan  merkuri serta sulfur
berubah keseluruhannya secara lengkap. Yang benar  adalah bahwa,
keduanya mempertahankan karakteristik alaminya, dan segala  yang terjadi
 adalah sebagian dari kedua bahan itu berinteraksi dan  bercampur,
sedemikian rupa sehingga tidak mungkin membedakannya secara  seksama.
Jika dihendaki memisahkan bagianbagian terkecil dari dua  kategori itu
oleh instrumen khusus, maka akan tampak bahwa tiap elemen  (unsur)
mempertahankan karakteristik teoretisnya. Hasilnya adalah suatu 
kombinasi kimiawi antara unsur yang terdapat dalam keadaan keterkaitan 
permanen tanpa perubahan karakteristik dari masing-masing unsur."
Ide-ide
 eksperimen Jabir itu sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai  dasar
untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan  metal,
nonmetal dan penguraian zat kimia. Dalam bidang ini, ia  merumuskan tiga
 tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan unsur-unsurnya:

Air
(spirits), yakni yang mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan, 
seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida, Metal, seperti
 pada emas, perak, timah, tembaga, besi, dan Bahan campuran, yang dapat
 dikonversi menjadi semacam bubuk.
Sampai abad pertengahan
risalah-risalah Jabir di bidang ilmu kimia  --termasuk kitabnya yang
masyhur, yakni Kitab Al-Kimya dan Kitab Al  Sab'een, telah diterjemahkan
 ke dalam bahasa Latin. Terjemahan Kitab Al  Kimya bahkan telah
diterbitkan oleh ilmuwan Inggris, Robert Chester pada  1444, dengan
judul The Book of the Composition of Alchemy. Sementara  buku kedua
Kitab Al Sab'een, diterjemahkan oleh Gerard Cremona.

Berikutnya
di tahun 1678, ilmuwan Inggris lainnya, Richard Russel, 
mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan judul Summa of 
Perfection. Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richard-lah yang 
pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji Jabir 
sebagai seorang pangeran Arab dan filsuf. Buku ini kemudian menjadi 
sangat populer di Eropa selama beberapa abad lamanya. Dan telah pula 
memberi pengaruh pada evolusi ilmu kimia modern.
Karya lainnya yang
telah diterbitkan adalah; Kitab al Rahmah, Kitab al  Tajmi, Al Zilaq al
Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury,  dan Book of
Balance (ketiga buku terakhir diterjemahkan oleh  Berthelot). "Di
dalamnya kita menemukan pandangan yang sangat mendalam  mengenai metode
riset kimia," tulis George Sarton. Dengan prestasinya  itu, dunia ilmu
pengetahuan modern pantas 'berterima kasih' padanya.

6. Ibnu Ismail Al Jazari
Ilmuwan Muslim Penemu Konsep Robotika Modern:

Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot.
”Tak
 mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting.  Dalam
bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, 
merakit, dan membuat sebuah mesin” (Donald Hill).
Kalimat di atas
merupakan komentar Donald Hill, seorang ahli teknik asal  Inggris yang
tertarik dengan sejarah teknologi, atas buku karya ahli  teknik Muslim
yang ternama, Al-Jazari. Al Jazari merupakan seorang tokoh  besar di
bidang mekanik dan industri. Lahir dai Al Jazira, yang  terletak
diantara sisi utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara  Sungai
tigris dan Efrat.Al-Jazari merupakan ahli teknik yang luar biasa  pada
masanya. Nama lengkapnya adalah Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz 
Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, selama abad kedua belas. 
Ibnu Ismail Ibnu Al-Razzaz al-Jazari mendapat julukan sebagai Bapak 
Modern Engineering berkat temuan-temuannya yang banyak mempengaruhi 
rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion engine, 
crankshaft, suction pump, programmable automation, dan banyak lagi.
Ia
 dipanggil Al-Jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang 
terletak di antara Tigris dan Efrat, Irak. Seperti ayahnya ia mengabdi 
pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 
sebagai ahli teknik.
Donald Routledge dalam bukunya Studies in
Medieval Islamic Technology,  mengatakan bahwa hingga zaman modern ini,
tidak satupun dari suatu  kebudayaan yang dapat menandingi lengkapnya
instruksi untuk merancang,  memproduksi dan menyusun berbagai mesin
sebagaimana yang disusun oleh  Al-Jazari. Pada 1206 ia merampungkan
sebuah karya dalam bentuk buku yang  berkaitan dengan dunia
teknik.Beliau mendokumentasikan lebih dari 50  karya temuannya, lengkap
dengan rincian gambar-gambarnya dalam buku,  “al-Jami Bain al-Ilm Wal
‘Aml al-Nafi Fi Sinat ‘at al-Hiyal” (The Book  of Knowledge of Ingenious
 Mechanical Devices). Bukunya ini berisi  tentang teori dan praktik
mekanik. Karyanya ini sangat berbeda dengan  karya ilmuwan lainnya,
karena dengan piawainya Al-Jazari membeberkan  secara detail hal yang
terkait dengan mekanika. Dan merupakan kontribusi  yang sangat berharga
dalam sejarah teknik.
Keunggulan buku tersebut mengundang decak kagum
 dari ahli teknik asal  Inggris, Donald Hill (1974). Donald berkomentar
bahwa dalam sejarah,  begitu pentingnya karya Al-Jazari tersebut.
Pasalnya, kata dia, dalam  buku Al-Jazari, terdapat instruksi untuk
merancang, merakit, dan membuat  mesin.

Di tahun yang sama juga
1206, al-Jazari membuat jam gajah yang bekerja  dengan tenaga air dan
berat benda untuk menggerakkan secara otomatis  sistem mekanis, yang
dalam interval tertentu akan memberikan suara  simbal dan burung
berkicau. Prinsip humanoid automation inilah yang  mengilhami
pengembangan robot masa sekarang. Kini replika jam gajah  tersebut
disusun kembali oleh London Science Museum, sebagai bentuk  penghargaan
atas karya besarnya.
Pada acara World of Islam Festival yang
diselenggarakan di Inggris pada  1976, banyak orang yang berdecak kagum
dengan hasil karya Al-Jazari.  Pasalnya, Science Museum merekonstruksi
kerja gemilang Al-Jazari, yaitu  jam air.





Ketertarikan
  Donald Hill terhadap karya Al-Jazari membuatnya terdorong untuk 
menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau enam abad dan enam puluh 
delapan tahun setelah pengarangnya menyelesaikan karyanya.

Tulisan
 Al-Jazari juga dianggap unik karena memberikan gambaran yang  begitu
detail dan jelas. Sebab ahli teknik lainnya lebih banyak  mengetahui
teori saja atau mereka menyembunyikan pengetahuannya dari  orang lain.
Bahkan ia pun menggambarkan metode rekonstruksi peralatan  yang ia
temukan.
Karyanya juga dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di
dunia, yang  dianggap sebagai teks penting untuk mempelajari sejarah
teknologi.  Isinya diilustrasikan dengan miniatur yang menakjubkan.
Hasil kerjanya  ini kerap menarik perhatian bahkan dari dunia Barat.
Dengan
 karya gemilangnya, ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah  membawa
masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Ia hidup dan  bekerja di
 Mesopotamia selama 25 tahun. Ia mengabdi di istana Artuqid,  kala itu
di bawah naungan Sultan Nasir al-Din Mahmoud.
Al-Jazari memberikan
kontribusi yang pentng bagi dunia ilmu pengetahuan  dan masyarakat.
Mesin pemompa air yang dipaparkan dalam bukunya, menjadi  salah satu
karya yang inspiratif. Terutama bagi sarjana teknik dari  belahan negari
 Barat.
Jika menilik sejarah, pasokan air untuk minum, keperluan
rumah tangga,  irigasi dan kepentingan industri merupakan hal vital di
negara-negara  Muslim. Namun demikian, yang sering menjadi masalah
adalah terkait  dengan alat yang efektif untuk memompa air dari sumber
airnya.
Masyarakat zaman dulu memang telah memanfaatkan sejumlah
peralatan untuk  mendapatkan air. Yaitu, Shaduf maupun Saqiya. Shaduf
dikenal pada masa  kuno, baik di Mesir maupun Assyria. Alat ini terdiri
dari balok panjang  yang ditopang di antara dua pilar dengan balok kayu
horizontal.
Sementara Saqiya merupakan mesin bertenaga hewan.
Mekanisme sentralnya  terdiri dari dua gigi. Tenaga binatang yang
digunakan adalah keledai  maupun unta dan Saqiya terkenal pada zaman
Roma.
Para ilmuwan Muslim melakukan eksplorasi peralatan tersebut
untuk  mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. Al-Jazari merintis jalan
ke sana  dengan menguraikan mesin yang mampu menghasilkan air dalam
jumlah lebih  banyak dibandingkan dengan mesin yang pernah ada
sebelumnya.
Al-Jazari, kala itu, memikul tanggung jawab untuk
merancang lima mesin  pada abad ketiga belas. Dua mesin pertamanya
merupakan modifikasi  terhadap Shaduf, mesin ketiganya adalah
pengembangan dari Saqiya di mana  tenaga air menggantikan tenaga
binatang.
Satu mesin yang sejenis dengan Saqiya diletakkan di Sungai
Yazid di  Damaskus dan diperkirakan mampu memasok kebutuhan air di rumah
 sakit  yang berada di dekat sungai tersebut.
Mesin keempat adalah
mesin yang menggunakan balok dan tenaga binatang.  Balok digerakkan
secara naik turun oleh sebuah mekanisme yang melibatkan  gigi gerigi dan
 sebuah engkol.
Mesin itu diketahui merupakan mesin pertama kalinya
yang menggunakan  engkol sebagai bagian dari sebuah mesin. Di Eropa hal
ini baru terjadi  pada abad 15. Dan hal itu dianggap sebagai pencapaian
yang luar biasa.
Pasalnya, engkol mesin merupakan peralatan mekanis
yang penting setelah  roda. Ia menghasilkan gerakan berputar yang terus
menerus. Pada masa  sebelumnya memang telah ditemukan engkol mesin,
namun digerakkan dengan  tangan. Tetapi, engkol yang terhubung dengan
sistem rod di sebuah mesin  yang berputar ceritanya lain.
Penemuan
engkol mesin sejenis itu oleh sejarawan teknologi dianggap  sebagai
peralatan mekanik yang paling penting bagi orang-orang Eropa  yang hidup
 pada awal abad kelima belas. Bertrand Gille menyatakan bahwa  sistem
tersebut sebelumnya tak diketahui dan sangat terbatas  penggunaannya.
Pada
 1206 engkol mesin yang terhubung dengan sistem rod sepenuhnya 
dikembangkan pada mesin pemompa air yang dibuat Al-jazari. Ini dilakukan
  tiga abad sebelum Francesco di Giorgio Martini melakukannya.
Sedangkan
 mesin kelima, adalah mesin pompa yang digerakkan oleh air yang 
merupakan peralatan yang memperlihatkan kemajuan lebih radikal. Gerakan
 roda air yang ada dalam mesin itu menggerakan piston yang saling 
berhubungan.
Kemudian, silinder piston tersebut terhubung dengan pipa
 penyedot. Dan  pipa penyedot selanjutnya menyedot air dari sumber air
dan membagikannya  ke sistem pasokan air. Pompa ini merupakan contoh
awal dari  double-acting principle. Taqi al-Din kemudian menjabarkannya
kembali  mesin kelima dalam bukunya pada abad keenam belas.

7. Abu Al Zahrawi / ALBUCASIS

Sang Penemu Gips Era Islam:

Abu
  Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuan yang 
berasal dari Andalusia. Dia merupakan penemu asli dari teknik pengobatan
  patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada 
era modern ini. Sebagai seorang dokter era kekalifahan, dia sangat 
berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang penting bagi era modern 
ini.

Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu
sebuah kota yang  terletak di dekat Kordoba di Andalusia yang sekarang
dikenal dengan  negara modern Spanyol di Eropa. Kota Al Zahra sendiri
dibangun pada  tahun 936 Masehi oleh Khalifah Abd Al rahman Al Nasir III
 yang berkuasa  antara tahun 912 hingga 961 Masehi. Ayah Al Zahrawi
merupakan seorang  penguasa kedelapan dari Bani Umayyah di Andalusia
yang bernama Abbas.  Menurut catatan sejarah keluarga ayah Al Zahrawi
aslinya dari Madinah  yang pindah ke Andalusia.

Al Zahrawi selain
 termasyhur sebagai dokter yang hebat juga termasyhur  karena sebagai
seorang Muslim yang taat. Dalam buku Historigrafi Islam  Kontemporer,
seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin Istanbul Turki  menyatakan
Al Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi. Kebanyakan dia  melakukan
pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-cuma. Dia sering  kali
tidak meminta bayaran kepada para pasiennya. Sebab dia menganggap 
melakukan pengobatan kepada para pasiennya merupakan bagian dari amal 
atau sedekah. Dia merupakan orang yang begitu pemurah serta baik budi 
pekertinya.

Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga
bekerja sebagai dokter  pribadi Khalifah Al Hakam II yang memerintah
Kordoba di Andalusia yang  merupakan putra dari Kalifah Abdurrahman III
(An-Nasir). Khalifah Al  Hakam II sendiri berkuasa dari tahun 961 sampai
 tahun 976. Dia melakukan  perjanjian damai dengan kerajaan Kristen di
Iberia utara dan  menggunakan kondisi yang stabil untuk mengembangkan
agrikultur melalui  pembangunan irigasi. Selain itu dia juga
meningkatkan perkembangan  ekonomi dengan memperluas jalan dan
pembangunan pasar.

Kehebatan Al Zahrawi sebagai seorang dokter
tak dapat diragukan lagi.  Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi
yang begitu besar bagi  kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern
adalah penggunaan gips bagi  penderita patah tulang maupun geser tulang
agar tulang yang patah bisa  tersambung kembali. Sedangkan tulang yang
geser bisa kembali ke  tempatnya semula. Tulang yang patah tersebut
digips atau dibalut semacam  semen. Dalam sebuah risalahnya, dia
menuliskan, jika terdapat tulang  yang bergeser maka tulang tersebut
harus ditarik supaya kembali  tempatnya semula. Sedangkan untuk kasus
masalah tulang yang lebih gawat,  seperti patah maka harus digips.

Untuk
 menarik tulang lengan yang bergeser, Al Zahrawi menganjurkan  seorang
dokter meminta bantuan dari dua orang asisten. Kedua asisten  tersebut
bertugas memegangi pasien dari tarikan. Kemudian lengan harus  diputar
ke segala arah setelah lengan yang koyak dibalut dengan balutan  kain
panjang atau pembalut yang lebih besar. Sebelum dokter memutar  tulang
sendi sang pasian, dokter tersebut harus mengoleskan salep  berminyak ke
 tangannya. Hal ini juga harus dilakukan oleh para asisten  yang ikut
membantunya dalam proses penarikan. Setelah itu dokter  menggerakan
tulang sendi pasien dan mendorong tulang tersebut hingga  tulang
tersebut kembali ke tempatnya semula.

Setelah tulang lengan yang
bergeser tersebut kembali ke tempat semula,  dokter harus melekatkan
gips pada bagian tubuh yang tulangnya tadi sudah  dikembalikan. Gips
tersebut mengandung obat penahan darah dan memiliki  kemampuan menyerap.
 Kemudian gips tersebut diolesi dengan putih telur  dan dibalut dengan
perban secara ketat. Setelah itu, dengan menggunakan  perban yang
diikatkan ke lengan, lengan pasien digantungkan ke leher  selama
beberapa hari. Sebab jika lengan tidak digantungkan, maka lengan  terasa
 sakit karena masih lemah kondisinya.

Sesudah kondisi lengan
semakin kuat dan membaik, maka gantungan lengan  ke leher dilepaskan.
Jika tulang yang bergeser itu sudah benar-benar  kembali dalam posisi
semula dengan baik dan sudah tidak terasa begitu  sakit lagi maka buka
semua balutan termasuk gips yang membalut tangan  pasien. Tetapi jika
tulang yang bergeser tersebut belum sepenuhnya pulih  atau kembali ke
tempat semula secara tepat, maka perban maupun gips  yang membalut
lengan pasien harus dibuka. Lalu lengan pasien dibalut  lagi dengan gips
 dan perban yang baru setelah itu dibiarkan selama  beberapa hari hingga
 lengan pasien benar-benar sembuh total.

Salah satu karya
fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab  tersebut berisi
penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk  penyembuhan setelah
dilakukannya proses operasi. Dalam penyiapan  obat-obatan itu, dia
mengenalkan tehnik sublimasi. Kitab Al Tasrif  sendiri begitu populer
dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa  oleh para penulis.
Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada  tahun 1519 dengan
judul Liber Theoricae nec non Practicae Alsaharavii.  Salah satu risalah
 buku tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani  dan Latin oleh
Simone di Genova dan Abraham Indaeus pada abad ke-13.  Salinan Kitab Al
Tasrif juga juga diterbitkan di Venice pada tahun 1471  dengan judul
Liber Servitoris. Risalah lain dalam Kitab Al Tasrif juga  diterjemahkan
 dalam bahasa Latin oleh Gerardo van Cremona di Toledo pada  abad ke-12
dengan judul Liber Alsaharavi di Cirurgia. Dengan demikian  kitab karya
Al Zahrawi semakin termasyhur di seluruh Eropa. Hal ini  menunjukkan
betapa pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi dunia.  Kitabnya yang
mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah yang  digunakan Al
Zahrawi ini menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di  berbagai
kampus-kampus.

Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang
termasyhur pada zamannya.  Bahkan hingga lima abad setelah dia
meninggal, bukunya tetap menjadi  buku wajib bagi para dokter di
berbagai belahan dunia. Prinsip-prinsip  ilmu pengetahuan kedokterannya
masuk dalam kurikulum jurusan kedokteran  di seluruh Eropa.
Tautan
8. Ibnu Haitham/AL HAZEN
Ilmuwan Optik dari Basrah:

Nama
  lengkapnya Abu Al Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham. Dunia Barat 
mengenalnya dengan nama Alhazen. Ia lahir di Basrah tahun 965 M. Di kota
  kelahirannya itu ia sempat menjadi pegawai pemerintahan. Tetapi segera
  keluar karena tidak suka dengan kehidupan birokrat.

Sejak itu,
mulailah perantauannya untuk belajar ilmu pengetahuan. Kota  pertama
yang dituju adalah Ahwaz kemudian Baghdad. Kecintaannya kepada  ilmu
pengetahuan membawanya berhijrah ke Mesir. Untuk membiayai  hidupnya, ia
 menyalin buku-buku tentang matematika dan ilmu falak.

Belajar
yang dilakukan secara otodidak membuatnya mahir dalam bidang  ilmu
pengetahuan, ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, dan 
filsafat. Tulisannya mengenai mata telah menjadi salah satu rujukan 
penting dalam bidang penelitian sains di Barat. Kajiannya mengenai 
pengobatan mata menjadi dasar pengobatan mata modern.

Ibnu
Haitham juga turut melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar  dan
dari situ tercetuslah teori lensa pembesar. Teori itu telah  digunakan
oleh para saintis di Itali untuk menghasilkan kaca pembesar  pertama di
dunia. Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah  menemukan
prinsip isi padu udara sebelum seorang ilmuwan bernama  Tricella
mengetahui hal tersebut 500 tahun kemudian.

Beberapa buah buku
mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan  ke dalam bahasa
Inggris, salah satunya adalah Light dan On Twilight  Phenomena.
Kajiannya banyak membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya  di
sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana.

Ibnu
Haitham membuktikan dirinya begitu bergairah mencari dan mendalami  ilmu
 pengetahuan pada usia mudanya. Banyak buku yang dihasilkannya dan 
masih menjadi rujukan hingga saat ini. Di antara buku-bukunya itu adalah
  Al’Jami’ fi Usul al’Hisab yang mengandung teori-teori ilmu matemetika
 dan matematika penganalisaan; Kitab al-Tahlil wa al’Tarkib mengenai
ilmu  geometri; Kitab Tahlil ai’masa’il al ‘Adadiyah tentang aljabar;
Maqalah  fi Istikhraj Simat al’Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat;
 Maqalah  fima Tad’u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan
hukum  syarak; dan Risalah fi Sina’at al-Syi’r mengenai teknik penulisan
 puisi.

Meski menjadi orang terkenal di zamannya, namun Ibnu
Haitham tetap hidup  dalam kesederhanaan. Ia dikenal sebagai orang yang
miskin materi tapi  kaya ilmu pengetahuan.


9. Al-Jahiz





Al-Jahiz
  lahir di Basra, Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani 
al-Fuqaimi al-Basri, nama aslinya. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, 
Irak ini merupakan ilmuwan Muslim pertama yang mencetuskan teori 
evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli zoologi Muslim dan 
Barat. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman dengan 
Charles Darwin pernah berujar, ”Teori evolusi yang dikembangkan umat 
Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi 
Muslim sampai meneliti berbagai hal tentang anorganik serta mineral.” 
Al-Jahiz lah ahli biologi Muslim yang pertama kali mengembangkan sebuah
 teori evolusi .
Ilmuwan dari abad ke-9 M itu mengungkapkan dampak
lingkungan terhadap  kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan
hidup. Sejarah  peradaban Islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi
pertama yang  mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup (struggle
for existence).  Untuk dapat bertahan hidup, papar dia, makhluk hidup
harus berjuang,  seperti yang pernah dialaminya semasa hidup. Beliau
dilahirkan dan  dibesarkan di keluarga miskin. Meskipun harus berjuang
membantu  perekonomian keluarga yang morat-marit dengan menjual ikan, ia
 tidak  putus sekolah dan rajin berdiskusi di masjid tentang sains.
Beliau  bersekolah hingga usia 25 tahun. Di sekolah, Al-Jahiz
mempelajari banyak  hal, seperti puisi Arab, filsafat Arab, sejarah Arab
 dan Persia sebelum  Islam, serta Al-Qur’an dan hadist.
Al-Jahiz juga
 merupakan penganut awal determinisme lingkungan.  Menurutnya,
lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik penghuni  sebuah
komunitas tertentu. Asal muasal beragamnya warna kulit manusia  terjadi
akibat hasil dari lingkungan tempat mereka tinggal. Berkat  teori-teori
yang begitu cemerlang, Al-Jahiz pun dikenal sebagai ahli  biologi
terbesar yang pernah lahir di dunia Islam. Ilmuwan yang amat  tersohor
di kota Basra, Irak itu berhasil menuliskan kitab Ritab  Al-Haywan (Buku
 tentang Binatang). Dalam kitab itu dia menulis tentang  kuman, teori
evolusi, adaptasi, dan psikologi binatang. Al-Jahiz pun  tercatat
sebagai ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup  burung
melalui migrasi. Tak cuma itu, pada abad ke-9 M. Al-Jahiz sudah  mampu
menjelaskan metode memperoleh ammonia dari kotoran binatang  melalui
penyulingan. Sosok dan pemikiran Al-Jahiz pun begitu berpengaruh 
terhadap ilmuwan Persia, Al-Qazwini, dan ilmuwan Mesir, Al-Damiri. 
Karirnya sebagai penulis ia awali dengan menulis artikel. Ketika itu 
Al-Jahiz masih di Basra. Sejak itu, ia terus menulis hingga menulis dua
 ratus buku semasa hidupnya.

Pada abad ke-11, Khatib al-Baghdadi
menuduh Al-Jahiz memplagiat sebagian  pekerjaannya dari Kitab al-Hayawan
 of Aristotle. Selain al-Hayawan,  beliau juga menulis kitab al-Bukhala
(Book of Misers or Avarice &  the Avaricious), Kitab al-Bayan wa
al-Tabyin (The Book of eloquence and  demonstration), Kitab Moufakharat
al Jawari wal Ghilman (The book of  dithyramb of concubines and
ephebes), dan Risalat mufakharat al-sudan  ‘ala al-bidan (Superiority Of
 The Blacks To The Whites).
Suatu ketika, pada tahun 816 M ia pindah
ke Baghdad. Al-Jahiz meninggal  setelah lima puluh tahun menetap di
Baghdad pada tahun 869, ketika ia  berusia 93 tahun.

10. Ar-Razi / RAZHES

Abu
  Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi (Persia:أبوبكر الرازي) atau
dikenali  sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar
sains Iran  yang hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir di Rayy, Teheran
 pada tahun  251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.

Ar-Razi
sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan 
kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq
 di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah
  rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit
Muqtadari  di Baghdad. Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa
dan  dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam.

Biografi

Ar-Razi
 lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Hijirah dan meninggal pada  tanggal 9
 Oktober 925 Hijriah. Nama Razi-nya berasal dari nama kota  Rayy. Kota
tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi  Alborz yang
berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina 
menyelesaikan hampir seluruh karyanya.

Saat masih kecil, ar-Razi
tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi  tapi dia kemudian lebih
tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang  ke-30, ar-Razi
memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi  dikarenakan berbagai
eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat.  Kemudian dia mencari
 dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari  sinilah ar-Razi mulai
mempelajari ilmu kedokteran.

Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali
 ibnu Sahal at-Tabari, seorang  dokter dan filsuf yang lahir di Merv.
Dahulu, gurunya merupakan seorang  Yahudi yang kemudian berpindah agama
menjadi Islam setelah mengambil  sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan
dibawah kekuasaan khalifah  Abbasiyah, al-Mu'tashim.

Razi kembali
 ke kampung halamannya dan terkenal sebagai seorang dokter  disana.
Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa  kekuasaan
Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga menulis  at-Tibb
al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq.  Beberapa
tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan 
al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit di Baghdad.

Setelah
 kematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907 Masehi, ar-Razi  memutuskan
 untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana dia  mengumpulkan
murid-muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul  Fihrist, ar-Razi
diberikan gelar Syaikh karena dia memiliki banyak  murid. Selain itu,
ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak  membebani biaya pada
 pasiennya saat berobat kepadanya.

Kontribusi

Bidang Kedokteran= Cacar dan campak


Sebagai
 seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi  merupakan
orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar:

"Cacar
 terjadi ketika darah 'mendidih' dan terinfeksi, dimana  kemudian hal
ini akan mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda  (yang
kelihatan seperti ekstrak basah di kulit) berubah menjadi darah  yang
makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang. Pada tahap  ini,
cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada wine. Penyakit ini 
dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa.
 Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah kontak 
dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi 
epidemi."


Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia
Britanika (1911) yang  menulis: "Pernyataan pertama yang paling akurat
dan tepercaya tentang  adanya wabah ditemukan pada karya dokter Persia
pada abad ke-9 yaitu  Rhazes, dimana dia menjelaskan gejalanya secara
jelas, patologi penyakit  yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi
anggur dan cara mencegah  wabah tersebut."

Buku ar-Razi yaitu
Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku  pertama yang
membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang  berbeda. Buku
ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan  bahasa Eropa
 lainnya. Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan  pada
prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara 
berpikir ar-Razi dalam buku ini.

Berikut ini adalah penjelasan
lanjutan ar-Razi: "Kemunculan cacar  ditandai oleh demam yang
berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal  pada hidung dan mimpi
yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi semakin  parah ketika semua
gejala tersebut bergabung dan gatal terasa di semua  bagian tubuh.
Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi  perubahan warna
merah pada muka dan kantung mata. Salah satu gejala  lainnya adalah
perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada  tenggorokan."


Alergi dan demam

Razi
 diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit "alergi 
asma", dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. 
Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis 
setelah mencium bunga mawar pada musim panas. Razi juga merupakan 
ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk 
melindungi diri.

Farmasi

Pada bidang farmasi,
ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan  seperti tabung, spatula
dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan  obat-obatan yang berasal dari
merkuri.

Etika kedokteran

Ar-Razi juga mengemukakan
 pendapatnya dalam bidang etika kedokteran.  Salah satunya adalah ketika
 dia mengritik dokter jalanan palsu dan  tukang obat yang berkeliling di
 kota dan desa untuk menjual ramuan. Pada  saat yang sama dia juga
menyatakan bahwa dokter tidak mungkin  mengetahui jawaban atas segala
penyakit dan tidak mungkin bisa  menyembuhkan semua penyakit, yang
secara manusiawi sangatlah tidak  mungkin. Tapi untuk meningkatkan mutu
seorang dokter, ar-Razi  menyarankan para dokter untuk tetap belajar dan
 terus mencari informasi  baru. Dia juga membuat perbedaan antara
penyakit yang bisa disembuhkan  dan yang tidak bisa disembuhkan. Ar-Razi
 kemudian menyatakan bahwa  seorang dokter tidak bisa disalahkan karena
tidak bisa menyembuhkan  penyakit kanker dan kusta yang sangat berat.
Sebagai tambahan, ar-Razi  menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada
dokter yang bekerja di  kerajaan, karena biasanya anggota kerajaan suka
tidak mematuhi perintah  sang dokter.

Ar-Razi juga mengatakan
bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk berbuat  baik, bahkan sekalipun
 kepada musuh dan juga bermanfaat untuk  masyarakat sekitar.






blog Disini Juga Ada telah merangkum dari blog http://isidunia.blogspot.com/2011/08/ilmuwan-ilmuwan-islam-paling-berjasa-di.html

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di www.roomantik.com

0 komentar:

Posting Komentar